Agustus 20, 2009 at 1:47 pm (Renungan)

Berkat di Balik Kabut

Seorang petani bijak mengerjakan ladangnya yang tandus bersama seorang putranya dan seekor kuda. Pada suatu hari kudanya melarikan diri ke hutan. para tetangga menyatakan rasa simpati mereka atas nasib sial yang menimpa petani itu. “Sial?”, kata petani itu. “Bagaimana Anda tahu ini suatu kesialan?”

Seminggu kemudian, kuda itu kembali bersama sepuluh ekor kuda liar. ketika itu para tetangga memberi selamat atas kemujurannya. “Mujur?”, ujar sang petani. “Bagaimana Anda tahu ini suatu kemujuran?”

Cukup tepat, beberapa hari kemudian putranya mencoba menunggang salah satu kuda-kuda liar itu dan mengakibatkan salah satu kakinya patah. Maka petani itu kehilangan pembantu satu-satunya. Para tetangga berkumpul kembali untuk menyatakan rasa simpati atas nasib sial yang menimpa keluarga petani itu. “Bagaimana Anda tahu ini nasib sial?” kata petani bijak itu.

Beberapa minggu kemudian, perang berkecamuk dan tentara-tentara dating ke tempat itu untuk merekrut semua pria muda sebagai pasukan perang. Tetapi mereka tidak mengikutsertakan orang-orang yang cacat, termasuk anak petani itu, si pemuda yang patah kakinya.

Tinggalkan komentar